Iklan

Iklan

BERBAGI DI LINGKUNGAN KEMENAG SULTENG BERSAMA GURU AGAMA HINDU

Halo sahabat semua jumpa kembali Bersama Mas yan

Pada tulisan kali ini Mas Yan mau berbagi tentang pengalaman bersosialisasi di lingkungan Kementerian Agama Sulawesi Tengah.

Sahabat semua kegiatan sosialisasi bersama dengan guru-guru agama Hindu di lingkungan Kemenag ini diinisiasi oleh DRB tahun 2017. Sahabat Rumah Belajar yang berdomisili di Palu diajak untuk berbagi informasi mengenai pemanfaatan rumah belajar.

Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu hotel di kota Palu. Peserta kegiatan ini adalah guru-guru agama hindu yang ada di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah.

 



 

Dalam kesempatan ini saya mendapat kesempatan untuk berbagi informasi tentang fitur buku sekolah elektronik (BSE) , menjelaskan apa saja manfaatnya menggunakan buku sekolah elektronik yang bisa digunakan untuk belajar dari rumah.

Sahabat bisa menyimak videonya di Link yang ada di bawah ini : Vlog Sosialisasi


 DESKRIPSI SINGKAT TENTANG BSE

Buku Sekolah Elektronik (BSE)

1.      Latar Belakang program Buku Sekolah Elektronik (BSE)  

Buku berperan penting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya pemerintah untuk  menjamin  ketersediaan  buku  teks  pelajaran  yang  bermutu sesuai  pasal  43  Ayat  (5)  Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan  (BSNP) dan Pusat Perbukuan telah melakukan  penilaian  buku  teks  pelajaran  pada  satuan  pendidikan sekolah  dasar,  sekolah  menengah  pertama,  dan  sekolah  menengah atas.

 

Sebagai tindak lanjut Buku teks pelajaran yang direkomendasikan  berdasarkan  penilaian  Badan  Standar  Nasional Pendidikan (BSNP), Departemen Pendidikan Nasional telah mengeluarkan  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  Nomor  46  Tahun  2007  dan  Nomor  12  tahun  2008  tentang  Penetapan  Buku Teks Pelajaran yang memenuhi Syarat Kelayakan untuk digunakan dalam Proses Pembelajaran di sekolah. Akan tetapi, keluhan masyarakat  terhadap  harga  buku  mahal  dan  sulit  di  diperoleh  di pelosok tanah air, perlu dicari buku alternatif yang dapat menjangkau  ke seluruh wilayah.

 

Menyadari  hal  tersebut,  pemerintah  melalui  Pusat  Perbukuan Kemdiknas mulai tahun 2007 telah membeli Hak Cipta Buku Teks Pelajaran  dari  penulis/penerbit  sebanyak  1334  jilid  untuk  SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,dan SMK. Buku-buku  teks  pelajaran  yang  telah  dibeli  dan  dialihkan  hak ciptanya kepada Kementerian Pendidikan Nasional, dapat di-download,  digandakan,  dicetak,  dialihmediakan,  atau  difotocopy secara  luas  oleh  masyarakat.  Torobosan  reformasi  perbukuan  ini merupakan  salah  satu  upaya yang  dilakukan  pemerintah  dalam menjamin  ketersediaan  buku  teks  pelajaran  yang  bermutu,  murah dan mudah diakses sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia  maupun  sekolah  Indonesia  yang  berada  di  luar  negeri dapat memperoleh dan memanfaatkan sumber belajar yang bemutu.

Atas  dasar  pemikiran  tersebut, pemerintah  membuat  kebijakan mengenai  Program  Buku  Murah  bagi  peserta  didik,  melalui  Buku Sekolah  Elektronik  (BSE).  Ketersediaan  sumber  belajar  alternatif berupa  BSE  dapat  merangsang  minat  baca  peserta  didik  untuk berpikir kreatif memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, memberi peluang kebebasan untuk menggandakan, mencetak, memfotocopy, mengalih mediakan, dan/atau memperdagangkan Buku Sekolah Elektronik (BSE) (http://litbang.kemdiknas.go.id).

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BERBAGI DI LINGKUNGAN KEMENAG SULTENG BERSAMA GURU AGAMA HINDU"

Posting Komentar